Adab - Adab Di Kamar Mandi

 Adab - Adab Anak Sholeh Di Kamar Mandi

Oleh Berlin Sunardi 

​Agama Islam tak hanya berkaitan dengan ritual keagamaan atau ritual peribadatan tetapi juga seluruh aspek dalam kehidupan kita. Salah satunya adalah adab masuk kamar mandi Islam yang mungkin seringkali terlupa dalam keseharian kita, misalnya membaca doa saat akan masuk kamar mandi.

Mengapa harus demikian? Sejatinya semua yang telah menjadi ketentuan dalam agama adalah demi kebaikan kita sendiri. Dengan menerapkannya kita akan mendapatkan keberkahan, kelancaran, serta kemudahan dalam berbagai aktivitas, termasuk saat ke belakang.

Adab Ke Kamar Mandi Untuk Mukmin

Sebagaimana diriwayatkan Anas Anas bin Malik:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.

3. Melangkahkan Kaki Kiri Terlebih Dahulu untuk Memasuki Kamar Mandi, dan Menggunakan Kaki Kanan Saat Keluar

Sebagai mukmin sebaiknya kita mendahulukan anggota tubuh yang kanan untuk sesuatu yang baik, misalnya mengenakan alas kaki atau menyisir. Sementara kamar mandi adalah tempat membuang hajat (BAB dan BAK), sehingga dapat diumpamakan sebagai tempat yang kotor.

Ini sebabnya kita mendahulukan kaki kiri saat memasuki kamar mandi.

Landasan:

Dalam sebuah riwayat dikatakan:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap perkara (yang baik-baik).

Syaikh Ali Basam mengatakan bahwa perkara yang baik dengan mendahulukan kanan merupakan tuntunan yang bersumber dari dalil syar’i, logika, serta fitrah yang baik.

Sementara Asy Syaukani rahimahullah berpendapat bahwa ini sesuai dengan kebiasaan Rasul Muhammad SAW yang senantiasa mendahulukan bagian kanan terkait hal baik.

4. Tidak Terlalu Lama di Dalam Kamar Mandi

5. Tidak Menghadap Kiblat ataupun Membelakanginya

Adab yang kelima ini lebih berkaitan dengan tata cara peletakan kloset saat pembangunan kamar mandi. Seharusnya posisi kloset memang berlawanan dengan arah kiblat.

Landasan:

Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Ayyub Al Anshari, Rasulullah SAW bersabda,


« إِذَا أَتَيْتُمُ الْغَائِطَ فَلاَ تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلاَ تَسْتَدْبِرُوهَا ، وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا » . قَالَ أَبُو أَيُّوبَ فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ الْقِبْلَةِ ، فَنَنْحَرِفُ وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى

“Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.”

Selanjutnya Abu Ayyub mengatakan bahwa saat tinggal di Syam para sahabat mendapati jamban yang dibangun dengan arah menghadap kiblat. Arah jamban tersebut lalu diubah dan mereka meminta ampun kepada Allah SWT.

Dengan landasan hadis tersebut maka mukmin Indonesia tidak boleh membuat hajat menghadap ke arah barat atau timur. Sesuai lokasi negara kita seharusnya kloset di kamar mandi menghadap ke arah selatan atau utara, bukan ke barat atau timur. Sedangkan saat itu Abu Ayyub tengah berada di Madinah.

Aturan yang sama berlaku juga saat kita terpaksa BAB atau BAK di luar ruangan, yaitu terlarang untuk menghadap dan membelakangi kiblat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tazkiyatun Nafs

PERAN PENDIDIKAN AKHLAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER